Berdiri pada sebidang tanah yang memiliki luas hingga 10,5 hektar museum yang bernama Brawijaya ini adalah buah pikiran dari seorang mantan panglima kodam brawijaya - VI, kepedulian ia terhadap sejarah perjuangan bangsa di tuangkan lewat visual dari beragam peralatan tempur yang dahulu digunakan seperti senjata taktis, kendaraan tempur hingga rekam kejadian yang terpajang pada pigura.
Setidaknya museum brawijaya telah merentang zaman lebih dari setengah abad dimana rintisan awal dilakukan sejak 1962 enam tahun berselang museum inipun diresmikan, dimuseum ini sendiri tersimpan beragam koleksi alat alat tempur yang memiliki sejarah perjuangan dimana diantaranya peperangan yang terjadi di surabaya yang dikenal pertempuran 10 november.
Museum Brawijaya tak hanya mengenalkan pengunjung tentang edukasi kemiliteran, namum menumbuhkan kecintaan terhadap rasa nasionalisme bangsa lewat benda benda sejarah yang dipamerkan, mengunjungi museum ini tepat sangat bagi anda yang ingin berwisata bersama keluarga dengan tema yang berbeda.
Lokasi museum brawijaya begitu mudah di capai tepatnya di persimpangan jalan ijen dan jalan semeru atau kurang lebih hanya 1 kilometer dari stadion gajayana malang, untuk alamat resminya sendiri terletak di jalan ijen no.24 A.
Meungunjungi museum brawijaya akan terlihat mencolok dimana dikawal salah satu tank tempur dengan sepasang senjata anti udara yang tetap terlihat gagah, anda akan memasuki museum ini dari pintu gapura yang bertuliskan ejaan dari nama museum, bagian halaman depan cukup terlihat indah dengan taman taman yang tertata.
Di lokasi ini juga wisatawan dapat melihat beberapa koleksi museum yang bersejarah salah satu diantaranya merupakan sebuah gerbong tak berpintu yang konon dahulu menyimpan sebuah cerita, dimana gerbong itu pernah mangangkut puluhan prajurit, dalam perjalanan semua dari prajurit tersebut sebagian besar mati lemas karena tak ada ventilasi udara, banyak pengunjung yang datang lebih mengenal gerbong ini dengan sebutan gerbong maut,
Dan tak jauh dari gerbong terdapat perahu jukung khas trimaran dengan 3 lambung entah sejarah apa yang terkait sebab perahu ini menjadi salah satu koleksi, namun terdapat salah satu cerita yang mengatakan perahu ini dahulu digunakan oleh letkol candra hasan untuk alat angkut perajurtnya untuk menyerang pasukan belanda secara geriliya.
Memasuki museum brawijaya ditandai dengan sebuah patung jendral besar soedirman dimana disana anda dapat melihat biografi singkat dari beliau, uniknya untuk memasuki museum wisatawan yang berkunjung akan melewati jembatan dari kanal buatan yang cukup lebar mungkin 3 hingga 4 meter.
Begitu memasuki bagian dalam, wisatawan dapat melihat dan mempelajar sejarah dari koleksi koleksi yang di pamerkan diantaranya beragam senjata kuno yang terpajang pada sebuah lemari kaca bersekat, disana menjelaskan jenis jenis senjata kuno hingga moderen, bahkan senjata yang unik sekalipun dengan bentuk nya yang aneh dapat dilihat dan tentu saja diabadikan.
Suguhan senjata lainnya adalah beragam senjata laras panjang dan berbagai pucuk meriam kecil hingga meriam besar terpampang juga koleksi koleksi dari atribut perlengkapan baju militer hingga parasut yang digunakan ketika operasi militer, hal yang menarik perhatian adalah mobil kuno yang terpajang, terlihat menyerupai mobil vw, namun mobil ini adalah kendaraan yang dipakai oleh panglima kolonel sungkono, tahun produksi sendiri adalah keluaran tahun 1941 dari pabrik desoto amerika serikat.
Pada pigura banyak menceritakan jendra jendra besar di indonesia seperti, panglima besar soedirman serta lentnan jendral ahmadyani, dimana wisatawan dapat menemukan penggalan penggalan kalimat heroik yang pernah terlontar oleh mereka.
Tak tertinggal alat musik yang biasa dipakai meramaikan parade parade militer dari barisan alat trompet kecil hingga besar yang terpajang di bagian dalam lemari diatas dinding .
Koleksi koleksi museum brawijaya malang terbilang cukup banyak sehingga begitu memadati ruang pameran, maklum saja ketika anda mengunjungi kesan tak luas akan terlintas, tahun tahun ini museum brawijaya sedang kehilangan pamornya, tak banyak warga kota malang yang berkunjung, bahkan di hari hari liburpun museum akan terlihat tak begitu ramai.
Untuk jadwal kunjungan sendiri seperti kebanyakan museum lainya diamana akan libur pada hari seni dan buka setiap hari, untuk jam kunjungan mereka akan buka jam 8:30 pagi hingga jam 3 sore.
0 komentar
Posts a comment