Wisata sejarah, wisata peninggalan benda purbakala di desa cangkuang, candi cangkuang merupakan situs peninggalan yang diperkirakan dibangun antara abad ke VII hingga VIII yang berkembang pada kerajaan mataram kuno di jawa barat, difungsingkan sebagai penghormatan dan peribadatan bagi umat hindu pada saat itu dan ditemukannya candi ini oleh seorang warga negara kebangsaan belanda namun hanya sebatas catatan notulensi serta dilanjutkan sebagai penelitian remis yang didanai oleh lembaga kajian peneliti dan benda purbakala pada tahun 1966 selanjutnya dilakukan pembugaran dan rekonstruksi tahun 1974 -1975,
Sedangkan tak jauh dari candi terdapat sebuah Makam kuno Embah Dalem Arief Muhammad dipercaya figur tokoh dari arief muhammad ini sebagai penyebar ajaran agama islam pertama di desa cangkuang, penyebaran islam pada masa ketika masyarakat masih menganut kepercayaan hindu, letak nisan yang berdampingan dengan candi cangkuang membuktikan sebuah keselarasan akan pemahaman nilai agama.
hingga sekarang candi dan makam kuno ini memiliki sisi tersendiri bagi masyarakat desa cangkuang, penduduk desa dikenal mempunyai etos dan paradigma mengenai sifat, nilai, dan perkembangan adat istiadat budaya sunda asli atau sunda permulaan, walau hampir semua penduduk memeluk agama islam desa ini kental dengan kesesuaian budi pekerti dengan tidak meninggalkan nilai nilai luhur agama terdahulu ini terlihat penduduk yang menghormati para leluhur dengan menyebar dupa dan bau bau wewangian dari bunga bunga sebagai simbol adat yang tetap dilestarikan.
Kawasan situs candi ini terletak di desa cangkuang atau lebih dikenal penduduk kampung pulo, untuk warga kota bandung obyek wisata ke candi ini tak begitu jauh anda dapat menggunakan jalur timur melewati rancaekek - cicalengka hingga ke kecamatan leles, garut menuju situ cangkuang yang terletak di desa cangkuang total jarak yang akan anda tempuh 51 Km atau membutuhkan waktu hanya 1 jam 30 menit saja.
Lokasi kawasan candi dan makam ini terletak diseberang sebuah situ "danau" cangkuang jika anda ingin menelusuri candi maka anda harus menyewa sebuah perahun, nampak menyerupai bambu yang tersusun seperti rakit yang memiliki tempat duduk dan teduh, letaknya di atas perbukitan dengan pohon pohon tua dan besar, area di perbukitan sekitar candi sangat ditata tak ada semak hanya hanya pohon besar dan rumput ruputan yang dimpangkas, berjalan menelusuri bukit anda akan memasuki kompleks candi dengan menyambangi pintu masuk gapura serta jalan menuju candi menapak puluhan anak tangga.
Sesampainya dikompleks anda akan memasuki pagar kedua dimana kawasan candi cangkuang dan makam embah dalem arief muhammad berada, bentuk kontruksi candi cangkuan terlihat seperti banguan persegi empat yang mempunya sisi yang sama terdapat sebuah ruangan sebagai tempat sembahan umat hindu dahulu pada saat itu, ini terlihat dari sebuah patung arca syiwa sebagai manifestasi tuhan sebagai pelebur dalam ajaran agama hindu, jika anda melihat bentuk atap dari candi ini terdapat tingkatan tiga dengan setiap tepian sisi sudut memiliki tanduk atau menyerupai stupa dengan diameter bawah tak terlalu besar, pada candi ini tak ada ukiran seperti seperti candi hindu buddha pada abad pertengahan.
Tak sampai disana anda dapat melihat sebuah perkampungan pulo dimana masyarakat setempat masih menjunjung peradaban budaya leluhur, kondisi rumah adat masih tetap dibiarkan asri dengan lingkungan yang bersih dan tertata lokasinya berada pada tempat yang sama tak jauh dari candi cangkuang
Selain melihat sejarah cagar budaya situs candi cangkuang, banyak inti sari yang dapat kita ambil seperti akulturasi agama dan kebudayaan, lebih menghindari pertentangan dan konflik dan menghargai oase multikultural.
0 komentar
Posts a comment