Pada mulanya kraton kesultanan kasepuhan merupakan bagian dari kompleks kraton yang ada di cirebon, dibangun pada awal era islam berkembang abad pertengahan 14 - 15 pada pemerintahan pangeran cakrabuawana putra dari raja padjajaran, namun sekarang kesultanan cirebon terdapat dua kraton yang masing masing mempunyai pemimpin, kesultanan kanoman dan kesultanan kasepuhan, kraton kasepuhan sendiri dipimpin oleh Arief Natadiningrat yang bergelar sultan sepuh xiv, kranton kasepuhan terbilang masih sangat terjaga orisinalitas bangunan maupun silsilah penamaan, dan tak jauh dari istana ini terdapat sebuah masjid agung sang cipta rasa yang merupakan warisan dari sunan gunung jati.
Ingin merasakan kilas balik dari salah satu peraadaban kerjaan jawa pada masa lalu? keraton kasepuhan dapat menjadi alternatif wisata sejarah yang sangat menarik, akan memberikan pengetahuan mengenai perkembangan dan penyebaran islam di jawa barat serta beragam kesenian dan benda benda sejarah lainnya.
Kompleks keraton cirebon nampak berdekatan yang terletak pada kecamatan lemah wukung, dan keraton kasepuhan berada di sisi utara tak jauh dari jalan kasepuhan, untuk warga bandung keraton kasepuhan dapat dicapai arah timur laut menuju cerebon anda akan melewati kabupaten sumedang - majalengka - hingga cerebon, lama perjalanan yang akan ditempuh hingga 4 jam atau membutuhkan jarak 135 Km.
Untuk memasuki lingkungan keraton kasepuhan wisatawan akan melihat sebuah dinding pagar, gapura adi dinding pagar ini disebut, dapat ditemukan di sisi utara keraton, terbuat dari batu bata yang tersusun serta terdapat ukiran di setiap bagian didingnya, gerbang masukpun memiliki sepasang gapura yang nampak bertingkat, juga tersusun dari bahan bata merah, masuk kebagian dalam halaman pertama atau dinamakan siti inggil akan menemukan beberapa bangunan diantaranya terdapat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tepat tempat duduk raja untuk beristirahat, ditempat ini juga mempunyai alun alun akan digunakan pada acara pertunjukan kerajaan.
Halaman kedua atau kompleks langgar agung, juga terlindungi dari dinding pagar, dinding pagar ini dinamakan regol pengada, serta memiliki pintu masuk gapura lebih besar dan mempunyai bentuk tingkatan tiga yang berbeda dari pintu gapura pertama, memasuki halaman terdapat tempat kuda kuda beristirahat, dan juga tempat pemeliharaan dan perawatan kuda sebagai kendaraan, dan memasuki halaman keempat terdapat beberapa bangunan merupakan tempat penyangga dari inti bangunan keraton kasepuhan, disini beberapa tempat difungsikan sebagai museum keraton, terdapat beberapa koleksi yang cukup menarik.
Diantaranya peninggalan kerajinan keramik dan piring china dari hadiah seorang putri ong tin mio, dia adalah seorang istri dari sunan gunung jati, tak hanya itu terdapat peninggalan peninggalan dari sunan kali jaga berupa senjata dari keris dan pedang serta jubah, peninggalan lainnya berupa lembaran lembaran manuskrip kuno bertulis tangan pada dalurang dan lontar dengan huruf jawa serta arab, dan koleksi lainnya kereta kesultanan, kesenian musik dari perangkat gamelan, dan baju besi serta senjata peninggalan dari tiongkok.
Dan terakhir adalah inti bangunan di tempat ini merupakan sultan kasepuhan tinggal bersama keluarga, terdiri dari ruang tamu yang mempunyai empat pilar serta dihiasi ubin keramik khas benua biru difungsikan sebagai ruang penyambutan, selanjutnya ruang bangsal pringgandani yang digunakan sebagai ruang pertemuan pemimpin pemimpin pada saat itu dan yang menari adalah ruang bangsal agung tempat ini sebagai tempat istirahatnya raja hampir semua dari interior bangunan dibiarkan tetap asli dan tampa perubahan dari abad ke 15 serta yang terakhir bagian ruang dapur sebagai tempat persiapan hari upacara besar agama islam khusunya pada maulid nabi.
0 komentar
Posts a comment