p

Waruga kubur batu leluhur minahasa

Perbedaan keragaman budaya indonesia membuat negeri ini begitu unik, melekat akan aturan, tata cara dan adat istiadat pada setiap kehidupan masyarakat sehari hari hingga upacara upacara sakral, dengan mengambil sebuah sample saja, bagaimana keunikan masyarakat indonesia mengenai tata cara menguburkan orang yang telah meninggal, baik itu dapat kita temukan pada sisa peninggalan leluhur ataupun yang masih dilakukan hingga sekarang, beberapa keunikan tersebut dapat anda temui pada daerah daerah di indonesia diantaranya upacara penguburan toraja di sulawesi selatan, warisan leluhur kubur batu waruga minahasa di sulawesi utara atau penguburan yang dilakukan oleh desa trunyan yang dapat anda temukan di bali.


Untuk mencapainya tak begitu laman ketika anda memulai start awal perjalanan anda dari manado dengan mengambil jalur timur jalan yosudaso ke jalan lintas manado bitung, jika anda berada dijalan Amold manonuto maka tujuan anda hampir sampai  dengan mengabil jalur arah airmadidi ke desa sawangan, total perjalanan anda hanyah 24 Km atau 35 menit waktu tempuh normal.

Sebuah kubur batu yang dibuat sebagai penghormatan bagi leluhur minahasa ketika telah meninggal, dibuat dengan bentuk persegi panjang serta tangkub berbentuk segitiga, dapat anda temukan oranamen ukiran yang  menandakan status sosial, taman kubur batu ini lebih dikenal masyarakat bernama waruga.

Banyak objek wisata situs purbakala kubur batu waruga yang dapat anda temui diminahasa antaralain di daerah Airmadidi, Rap-Rap, serta Sawangan namun wisatawan lebih mengenal desa sawangan sebagai tempat melihat obyek wisata kubur batu waruga.

Tata cara penguburan waruga telah ada pada abada ke 9 oleh leluhur minahasa tepatnya dilakukan suku Tonesea Kumelembuay, dengan tata cara menghadapkan peti kubur batu keutara serta jenazah diletakan pada batu persegi dengan bertelungkup dan posisi duduk pada kepala menyentuh tumit, Hiasan tangkub ukiran ornamen terbentuk indah membuktikan bahwa leluhur masyarakat minahasa begitu trampil dalam mengukir pahatan batu menggunakan tangan tangan mereka.

Ukiran ini tak sembarang seni pahatan tapi melainkan kelakuan dimasa hidup dari jenazah, percaya atau tidak uniknya sipemahat terampil ini adalah calon penghuni waruga yang telah dibuatnya.

0 komentar

Posts a comment

 
Terms and Conditions | Disclaimer | Kritik dan saran| Google+| Bloggers
Designed by blog.nguoiaolam.net Modified by Oladoo Powered by blogger Thanks to map icons collection and Blog Thiết Kế
Copyright © 2013 Oladoo.com
Back to top