Seiring perkembangan pariwisata yang terus tumbuh pesat di sulawesi selatan memberikan geliat tersendiri bagi beragam obyek wisata di provinsi ini, dahulu turis lokal ataupun asing hanya mengenal Tanah Toraja atau Taka Bonerate yang merupakan suguhan utama dari obyek wisata di provinsi sulawesi selatan, namun sekarang banyak potentsi wisata yang berkembang salah satu diantaranyan Danau Tempe.
Danau Tempe, danau yang memiliki luas 130 km2 persegi. setidaknya danau ini juga dimanfaatkan sebagai sumber mata pencarian utama bagi penduduk wajo khususnya masyarakat yang menetap di pesisir, prolehan pendapatan dari nelayan yang mencari ikan di danau ini cukup besar, dimana sebagian dari mereka membuka tambak penangkaran ikan, karena lokasinya terbilang cukup dekat dari tanah toraja, banyak penyelenggara tour and travel melirik potensi yang ditawarkan danau tempe.
Paling tidak pemerintah kabupanten sendiri memiliki keseriusan memperkenalkan obyek wisata ini kepada masyarakat luar, salah satunya di tandai dengan mengadakan festival tahunan sekaligus merayakan hari jadi kabupaten wajo, yang berlokasi di danau tempe.
Danau tempe berada kurang lebih 7 km dari kecamatan sengkang di kabupaten wajo, jika dari makassar akan membutuhkan waktu 3 jam saja untuk sampai ke kota sengkang, dan biasanya wisatawan yang berkunjung akan langsung menuju kampung apung, dimana banyak penduduk yang menetap di pinggiran danau, untuk menuju kampung apung dapat berangkat kurang dari 30 menit dari sungai walanae yang berada di kota sengkang.
Danau Tempe memang memesona dan salah satu tempat terbaik untuk melengkapi kunjungan anda ke sulawesi selatan, sepanjang mata memandang suguhan utama merupakan perairan luas dan akan terlihat dengan samar lanskap sebagian dari perbukitan dengan vegetasi yang tampak menyerupai sabana, namun di sisi lain memiliki pesisir yang lebat oleh pepohonan hijau bahkan terlihat seperti memagari luasnya danau ini.
Jika anda berkunjung sempatkan menyusuri danau, biasanya para wisatawan akan menggunakan sampan kecil berkapasitas penumpang 3 hingga 5 orang, keindahan tak hanya ditemui pada panorama alamnya saja terdapat rumah rumah apung yang sayang jika tidak di abadikan, unikknya rumah rumah ini tak saling berdekatan melainkan memiliki jarak jarak yang cukup jauh dari rumah satu ke rumah lainnya.
Rumah rumah tersebut bukanlah kontruksi yang dibangun sementara yang biasanya untuk menarik ikan menggunakan cahaya lampu, namun sengaja di dirikan secara permanen, tak heran terdapat keluarga yang menetap di rumah apung ini dengan kendaraan mereka yang khas berupa perahu sampan yang terparkir di halaman rumah.
Jangan segan untuk berkunjung ke salah satu rumah penduduk, sebagian besar masyarakat yang tinggal di danau tempe terkenal ramah kepada para wisatawan.
Masyarakat yang tinggal di pesisir sebagian besar mengantungkan hidup sebagai nelayan, dalam sejarahnya hasil perikanan di danau tempe merupakan penghasil ikan air tawar terbesar di indonesia, seiring perkembangan dan perubahan kondisi alam penurunan hasil tangkap kian menurun dari tahun ketahun, ini di akibatkan debit air yang mengalir dari hulu kian berkurang karenan rusaknya alam itu sendiri serta ancaman lain adalah pendangkalan.
Terkadang masyarakat jika pada saat musim kemarau beralih menjadi petani untuk berladang karena debit air yang turun derastis dimana hasli ikan yang didapat tak sebanding dengan waktu dan tenaga mereka yang meraka habiskan.
Pada tanggal tertentu lokasi wisata di danau tempe akan meriah, dimana aktivitas perhelatan akbar akan digelar di kawasan danau ini, event ini bertajuk "Festival Danau Tempe" pada tahun 2012 lalu penyelenggaraan dibuka pada tanggal 29 Maret. sekalugs merayakan hari jadi kabupaten wajo.
Festival sendiri mempertunjukan kesenian dan kebudayaan masyarakat setempat dimana pertunjukan yang menyita perhatian adalah Ritual Maccera Tappareng yang bermakna ritual adat untuk mensucikan danau yang melibatkan pemuka tertitinggi adat serta tokoh agama.
0 komentar
Posts a comment