Semarang kota yang terkenal dengan peninggalan gedung gedung tuanya, saksi bisu perjalanan berbagai sejarah dominasi kolonial pada saat itu, hampir secara fungsional wisatawan dapat menemukan bangunan tua dari perkantoran, peribadatan hingga rumah makan baik yang berahli fungsi atau tetap mempertahankan kondisi asli hingga sekarang, salah satu yang cukup terkenal dan menarik untuk diketahui lebih jauh adalah gedung lawang sewu.
Gedung Lawang sewu nama yang tak begitu asing ditelinga terutama menyangkut suasana penuh mistis yang menyelimut gedung, dibangun pada awal abad ke 19, lawang sewu yang dahulu berfungsi sebagai kantor perkeretaapian dimana di kelola oleh pemerintahan belanda, dan tepat lebih dari 1 abad gedung ini berdiri secara arsitektur tak banyak berubah dan tetap mempertahankan bentuk aslinya.
Berwisata ke semarang sesuatu hal yang dapat membawa memori ke sejarah masalah lalu, dimana dikemas dalam penataan yang modern, bagi anda yang berkunjung ke semarang, tentu tak melewatkan kunjungan ke beberapa bangunan sejarahnya tak terkecuali Gedung Seribu Pintu, Lawang Sewu
Lawang sewu berada tepat di bundaran tugu muda semarang, atau berada di depan museum mandala bakti semarang, alamatnya sendiri berada pada jalan soegiyopranoto, di samping jalan pemuda, tugu muda, dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit saja untuk sampai ke lawang sewu dari bandara ahmad yani.
Melihat lawang sewu yang berada dekat tak jauh dari bundaran tugu muda, atau tepat berada di tepian jalan pemuda, sesaat memandang ke gedung ini, eksterior lawas bergaya art deco yang populer setelah perang dunia I tampak lebih dominan, dan membuat siapa saja tak sabar ingin membidikan kamera serta mengabadikan kemegahan arsitektur gedung dari dekat.
Selain memiliki halaman yang cukup luas serta pintu jaga pada sisi bagian kanan, gedung lawa sewu sendiri terdiri dari dua bangunan utama yang satu membentuk huruf L dan satunya lagi yang berada di belakang membentuk persegi panjang.
Dan di halaman gedung lawang sewu pada bagian teras terdapat menara kembar bertingkat yang menyatu pada bangunan utama, terpintas mengingatkan pada sebuah bangunan gereja kolonial yang juga terdapat dua menara serupa dimana lebih di kenal nama gereja blenduk, serta sisi unik lainya dari bangunan bertingkat tiga ini, wisatawan dapat menemukan ratusan pilar pilar penyangga yang dapat terlihat baik di sisi kiri dan juga kanan pada eksterior bangunan.
Hal yang serupa dapat wisatawan temukan pada interior bangunan, ruangan ruangan memanjang yang lengang dibiarkan kosong masih sering ditemui, gaya yang sama dari pilar dan pintu dapat juga terlihat berjajar di sisi kiri dan kanan tampak menyerupa labirin di ruangan tertutup, oleh sebab itu lawang sewu mempunyai arti gedung yang mimiliki seribu pintu.
Jika anda ingin menyusuri gedung ini lebih jauh mungkin ruang bawah tanah mungkin menjadi pilihan, konon dahulu di ruangan inilah dahulu penjajah menawan dan menyiksa tahanan tahanan mereka, sebab itu selain memiliki kondisi yang lembab dan di beberapa ruangan tergenang air, ruangan bawah tanah ini memiliki atmosfir yang berbeda dari ruangan lainnya.
Jika wisatawan ingin mengetahui sejarah dari lawang sewu cobalah untuk menyewa seorang guide lokal, mereka menawarkan jasa untuk menemani anda mengelilingi lawang sewu dan memberikan informasi di setiap ruangan yang dikunjungi, sejark renovasi oleh pt kai selaku pengelola, gedung lawang sewu tampak terlihat lebih muda, mereka hampir merenovasi total bangunan ini, tak jarang ruangan ruangan yang tadinya kosong terisi dengan berbagai perabotan dan cat yang masih terlihat basah.
Mengunjungi lawang sewu dapat dilakukan malam atau siang hari, dari pukul 7 pagi hingga 9 Malam, jika anda ingin berkeliling pada siang hari mungkin kemegahan dari lawang sewu saja dapat anda abadikan dan berkunjung pada malam hari selain warana gemerlap dari sorot lampu yang memukau, atmosfir yang berbeda tentu membuat kunjungan lebih memiliki kesan tersendiri.
0 komentar
Posts a comment