Menapaktilas kejayaan tentara nasional indonesia (tni) dengan melihat beragam kendaraan tempur dari angkatan darat, laut hingga udara serta berbagai diorama meliputi kejadian kejadian bersejarah masa lalu hingga replika naskah proklamasi semua ditampilkan era sesudah perjuangan kemerdekaan dapat anda nikmati di museum satria mandala, museum ini di prakarsai oleh presiden soeharto lewat nugroho notosusanto, dahulu museum satria mandala bernama wisma yaso sebagai tempat pengasingan presiden soekarno pada saat itu, dan lima bulan sesudah presiden soekarno wafat museum ini dibangun, dalam pembangunannya di butuhkan waktu hingga delapan tahun, serta diresmikannya museum ini pada pemerintahan presiden soeharto tepatnya tahun 1972 walau pembangunan masih belum tuntas, hingga sekarang museum ini telah berdiri lebih dari 40 tahun.
Museum ini tak hanya memamerkan ranpur tentara nasional indonesia yang dikenal berjaya pada masa lalu melainkan mevisulisasikan garis pristiwa kejadian sejarah penting yang ada di indonesia dengan tujuan akhir menumbuhkan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa indonesia itu sendiri.
Tak sulit untuk mencapai lokasi museum satria mandala, lokasinya berada di pusat kota jakarta, tepatnya berada di jakarta selatan, jalan gatot subroto, arah senayan, atau bersebelahan dengan gedung graha citra cakra dan menara jam sostek serta bersebrangan dengan gedung menara global, jika anda menaiki busway transjakarta dapat turun di terminal pluit atau terminal pinang ranti yang berada di kuningan barat.
Museum satria mandala berdiri dilahan seluas 5,67 hektar, memiliki koleksi beragam senjata berat dan kendaran kedaraan tempur tentara nasional indonesia, baik berupa replika maupun asli, dari sebagian besar senjata dan kendaraan tersebut terlibat dalam pertempuran besar terkait perjuangan bangsa indonesia, diantaranya kri pattimura dalam komodor yos soedarso yang bertugas dalam operasi cakra I dan II tanggal 20-29 juli 1962 di irian jaya, dalam golongan koleksi pesawat diantaranya B-25 bomber dan AT-16 harvard yang merupakan manufaktur produksi AS pernah terlibat dalam penumpasan PRRI di sumatera, DI/TII di jawa barat dan G 30 S/PKI, serta koleksi museum terbaru adalah kri macan tutul sebagai replika yang diresmikan pada tangga 15 januari 2013 kapal ini memiliki sejarah perjuangan bersama seorang komodor yos soedarso yang tewas dalam pertempuran di laut aru.
Beberapa peninggalan barang bersejarah dapat anda lihat di ruangan panji, ruangan urip sumoharho, dan ruangan jendral besar sudirman, koleksi koleksi museum meliput beragam attribut dan lambang tni dan polri serta naska proklamasi yang tertulis di dinding, beberapa koleksi yang terkenal adalah sejumlah peninggalan barang dari jendral sudirman berupa peta geriliya, seperangkat prabotan dari meja dan tempat tidur, tongkat, penandu dan sebuah replika mantel, serta berbagai diorama epic perjuangan dan pertempuran bangsa indonesia melawan penjajah.
Berbagai diorama tersebut diantaranya pertempuran 10 november 1945 dimana rakyat surabaya yang terkenal dengan arek arek suroboyo melawan tentara skutu, selanjutnya pertempuram lima hari yang terjadi semarang 14 oktober 1945 dengan kronologi pemuda pemuda semarang merebut pendudukan dari tentara jepang, dan kemudian hari berikutnya dibalas oleh tentara jepang dengan dengan ribuan tentara mengepung kota semarang, kemudian terjadilah perang besar di dalam kota, setidaknya beberapa diorama tersebut mampu menimbulkan rasa nasionalisme bagi masyarakat indonesia betapa gigihnya perjuangan tni yang dibantu segenap rakyat indonesia memperjuangkan tanah air walau darah mengalir dan taruhannya adalah nyawa.
Museum satria mandala juga dilengkapi dengan fasilitas fasilitas lain, ruang yang digunakan untuk kegiatan museum yang memiliki kapasitas lebih dari 500 orang, gerai gerai souvenir, tempat makan berupa kantin, tempat peribadatan musholla dan lapangan parkir yang cukup luas museum ini bahkan memiliki tiket masuk yang sangat murah anda hanya di bebankan 2.500 saja, pada jam kunjung museum akan tutup pada senin dan hari libur nasional.
0 komentar
Posts a comment