p

Berwisata ke Kampung Naga - Tasikmalaya, Jawa Barat

Indonesia memang kaya akan budaya dan tradisi, keunikan dan keragaman masyarakatnya tercermin dalam keseharian mereka bersosialisasi, bahkan sebagian masarakat khususnya di daerah daerah yang terbilang jauh dari kota menjadikan aturan adat sebagai pedoman yang di sakralkan, tradisi tersebut hampir dapat ditemukan di semua daerah di indonesia

Salah satu tempat yang cukup menarik untuk diketahui adalah adat dan tradisi Desa Naga atau lebih tepatnya Kampung Naga, seperti halnya perkampungan suku baduy atau desa penglipuran yang dapat di temukan di banten dan bali, Kapung naga mempunyai ciri khas yang sangat mencolok ketika anda menapaki perkampungan ini yakni menjujung kearifan lokal untuk menjalankan kesedarhanaan hidup mereka, sepenggal kalimat tersebut, mereka pertahankan di tengah kepungan moderenitas.

Tertarik mengunjungi perkampungan naga ?, berwisata ke kampung naga tentunya menjadi pengalaman yang akan memberikan anda tentang sasana kebudayaan dari bangsa ini atau mungkin tertarik mempelajari filosfi dari intisari kehidupan keseharian mereka.


Kampung naga termasuk dalam kecamatan Salawu tepatnya berada di desa neglasari, aksesnya yang mudah dicapai yakni tak jauh dari tepian jalan lintas yang menghubungkan tasikmalaya dan garut, jika dari bandung akan membutuhkan kurang lebih 2,5 jam untuk sampai ke kecamatan salawu.

Kampung naga keberadaannya sendiri tepat berlokasi di kaki bukit, jika anda, para wisatawan tiba dan menelusuri perkampungan ini akan melawati anak tangga menurun yang mungkin berjarak 400 meter, dari ketinggian bukit sangat jelas perkampungan ini berada, dimana ditandai rumah rumah yang bersusun dengan atap ijuk yang berwarna abu abu kehitam hitaman.

Dari atas juga terlihat pohon pohon yang tumbuh rapat di areal desa serta jajaran sawah dengan petak petak yang tersusun secara terasering, bagai pagar alami yang melindungi desak kesan sejuk dan asri mungkin akan terlintas di pikiran anda ketika menelusuri lebih jauh ke pusat perkampungan ini, sebagian masyarakat kampung naga berprofesi sebagai petani yang berladang, pernak ikan di keramba buatan, penjaja sovenir dan pemandu wisata.

Untuk menuruni anak tangga yang dibuat satu jalur dimana berfungsi sebagai keluar masuk desa, akan perlu sedikit kehati hatian karena kondisi kontur dari pijakan tangga cukup curam dengan kemiringan hingga 45 derajat, memasuki perkampungan desa di tandai sebuah plank yang bertuliskan "selamat datang di kampung naga"

Hampir semua arsitektur eksterior rumah mempunyai kesamaan baik desain ataupun kegunaan material bangunan yakni berbentuk panggung, warna dari rumah sendiri tampak lebih menyatu dengan alam dimana warna warna memang berasal dari warna alam itu sendiri, seperti kayu kayu sebagai tiang atau dinding rumah, ijuk sebagai atap rumah, anyaman rotan sebagai dinding rumah, namun terdapat satu warna yang mereka perbolehkan yakni warna putih untuk warna cat dinding dari rumah mereka, kesamaan ini dikarenakan dari aturan aturan adat yang mereka junjung.

Tak hanya keunikan dari eksterior rumah kampung naga saja yang dapat ditemukan, pada interior dalam mereka juga mengikuti kaidah aturan adat, jika melihat tataruang di dalam rumah mereka sangat begitu sederhana, tak ada furniture atau prabotan yang menghiasi hanya perlengkapan bagi kebutuhan primer mereka saja.

Masyarakat kampung naga sendiri sebagian besar menganut agama islam, namun perbedaan tata cara begitu mencolok dari masyarakat islam pada umumnya, salah satunya dalam menjalankan rukun islam yang kelima, menunaikan ibadah haji ke baitullah Mekah jika mereka mampu, dalam masyarakat kampung naga rukun islam yang ke lima ini dapat di wakil dan tak perlu jauh jauh ke mekah, jika pada tanggal hari raya haji masyarakat kampung naga akan melakukan upacara adat yang bernama hajat sashi dimana upacara ini akan dilakukan pada hari raya haji umat islam.

Di Perkampungan naga juga terdapat masjid dan balai adat yang berdampingan, arsitektur dibangun sangat menyerupai rumah rumah di sekelilingnya yang hanya membedakan dari  luasnya saja.

Dalam aturan adat Kampung naga hampir semua aspek sosial dapat tersentuh baik agama, kesenian, pekerjaan hingga keseharian dari kegiatan yang mereka lakukan, tak heran kehidupan mereka bergitu sederhana walau secara materi mereka mampu untuk hidup lebih, kearifan adat lokal inilah yang menjadi daya tarik untuk para wisatawan lebih mengetahui kehidupan para masyarakat di perkampungan naga lebih jauh. 

0 komentar

Posts a comment

 
Terms and Conditions | Disclaimer | Kritik dan saran| Google+| Bloggers
Designed by blog.nguoiaolam.net Modified by Oladoo Powered by blogger Thanks to map icons collection and Blog Thiết Kế
Copyright © 2013 Oladoo.com
Back to top